Kamis, 12 Januari 2012

Akibat Berbuatanmu Sendiri


            Pria itu terlihat gagah dengan kumis tebal, tato dilengan kiri dan punggung tangan antara ibu jari dan telunjuk bergambar bintang, usianya sekitar 34 tahun masalah penampilan pokoknya oke banget, tapi itu kan penampilan nyatanya dia adalah pria yang rapuh. Ya.. siang itu ia tertunduk lemas disamping sesepuh desa  “Boyot[1] Mirah”[2] siang itu kira-kira jam 08.30 diatas tanggul sungai Brantas. Segar dalam ingatan diiringi suara Salim Iklim yang mendayu-dayu menyanyikan lagu suci dalam debu. Pria itu menyampaikan beban hidupnya, mulai dari rumah yang masih kontrak, utang disana-sini, pekerjaan yang tidak menentu sementara anak sudah dua.
            Mungkin sulit dipercaya, penampilan seperti itu ternyata bisa nangis juga. Dengan tenang dan mantap Boyot Mirah mengatakan: “Pengeran gak mungkin nyusahno wong apik” (Allah tidak mungkin menyusahkan orang baik), “cobak preksoen, mungkin awakmu sek duwe duso utowo lali nglakoni kewajiban” (coba periksalah, mungkin kamu masih punya dosa besar atau lupa melaksanakan kewajiban). “Dandanono sholatmu, posomu, lakumu, engkok orepmu didandani pengeran” (betulkan sholatmu, puasamu, kelakuanmu, nanti hidupmu di perbaiki oleh Allah). Dan memang itulah kenyataannya pria itu ahli berbuat maksiat, peminum khomr, penjudi, pencuri dan pastinya ia tidak menjalankan sholat. Namun inilah salah satu bentuk kasih sayang Allah, pria itu dipertemukan dengan orang yang tepat dan sejak saat itu ia telah berubah.
            Penggalan kisah itu selama bertahun-tahun hanya tersimpan di file otakku tanpa memiliki makna apa-apa karena memang waktu itu boyot Mirah tidak menyampaikan dalil apapun. Namun setelah sekian lama apa yang disampaikan Boyot Mirah ternyata suatu rumus kehidupan yang secara jelas terpampang dalam Al Qur’an.
“ Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu). Dan kamu tidak dapat melepaskan diri (dari azab Allah) di muka bumi, dan kamu tidak memperoleh seorang pelindung dan tidak pula penolong selain Allah.” (QS. As Syuro, 42:30-31)
Dalam ayat lain Allah menjelaskan bahwa kesulitan-kesulitan yang menimpa juga bisa berarti azab pendahuluan atau porskot sebelum azab yang sesungguhnya diakhirat.
“Dan Sesungguhnya Kami merasakan kepada mereka sebahagian azab yang dekat (di dunia) sebelum azab yang lebih besar (di akhirat), mudah-mudahan mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS. As Sajdah, 32:21)
Bila kita hubungkan dengan kehidupan pria tersebut, maka ayat ini mengingatkan bahwa, segala kesulitan yang menimpanya pasti disebabkan oleh kesalahannya sendiri hanya dia tidak mengerti, sehingga ia mencari sebab diluar dirinya. Dalam kesempatan yang sama Boyot Mirah Juga memberikan solusi seperti apa yang difirmankan oleh Allah dalam Al Qur’an surat At Tahrim ayat 8:
Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu."
Dan setelah pria itu merubah dirinya menjadi orang yang tidak lagi bergelimang dalam dosa dan maksiat maka benar apa yang disampaikan Boyot Mirah, hidupnya pun diperbaiki oleh Allah, ia telah memiliki pekerjaan tetap sebagai pemotong kertas, dirumahnya ada kios kecil dan ia juga memiliki tanah tegal yang dirawatnya setiap pagi dan sore disela waktu luangnya mengerjakan tugas utamanya. Inilah pesan yang terkandung dalam Al Qur’an.
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An Naml 16:97)
Kiranya apa yang terjadi 18 tahun yang lalu adalah menu pembuka bagi kami untuk selanjutnya memahami lebih dalam bahwa ternyata grafik kehidupan manusia itu akan berbanding lurus dengan seberapa baik dan sebaerapa buruk dia dhadapan Allah, inilah kemudian yang menginspirasi kami menulis buku DIAGNOSA KEHIDUPAN, dengan harapan agar kita memiliki kemampuan untuk meneliti sendiri kehidupan kita, apakah kita ini sedang berada dijalan baik atau justru sebaliknya berada ddalam jalan yang rawan dengan siksa dan azab Allah.












[1] Boyot adalah panggilan di Mojokerto yang dimaksudkan untuk Ibu dari nenek atau kakek.
[2] Boyot Mirah tinggal di Desa Kembangsri, Kec. Ngoro, Kab. Mojokerto. Beliau wafat tahun 2009.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar