Jumat, 13 Januari 2012

Dibalas dalam Sekejap (di Qishos)

Dibalas Dalam Sekejab (Di kisas)
“Dan Kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (At Taurat) bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka luka (pun) ada kisasnya. Barangsiapa yang melepaskan (hak kisas) nya, maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim.” (QS. Al Ma’idah:45)
Mahasiswa semester 5 disalah satu perguruan tinggi swasta di Surabaya, arah perjalanan dari Sidoarjo ke Surabaya sore itu saat hujan grimis, dibonceng anak yang baru lulus SMA dengan mengendarai Yamaha Fiz, melaju kencang dari arah selatan, ketika sampai di Sebelah selatan Wonokromo dekat lampu merah bersenggolan dengan sepeda motor Honda Grand warna hijau, kontan dua perempuan jatuh setelah tersenggol dari belakang kemudi sebelah kirinya. Hanya roboh saja tidak sampai berakibat fatal karena dua perempuan itu segera berdiri.
Sayangnya si Anak SMA asal Lampung ini panik dan spontan menancap gas Yamaha Fiz nya, tabrak lari dan tidak bertanggung jawab, sebenarnya mahasiswa Fakultas Agama Islam yang dibonceng berusaha mengingatkan dan meminta supaya kembali untuk mempertanggung jawabkan kekhilafan tersebut, paling tidak minta maaf lah. Tapi tidak digubris dan dengan kecepatan tinggi sampailah dua anak muda ini di Simokerto G III, disitulah mereka tinggal.
Duduk dimasjid sambil mendiskusikan peristiwa yang baru saja terjadi, menyesal dan sungguh tidak pantas kita sebagai orang yang sholat melakukan hal seperti ini. Tapi itu sudah terjadi, tinggal penyesalan, bertobat dan semoga Allah mengampuni.
Satu minggu kemudian Mahasiswa semester lima yang satu minggu lalu dibonceng, kini dijalur yang sama  menempuh perjalanan dari Mojokerto ke Surabaya melewati Japanan dari selatan meluncur keutara, dan rupaya hukum kisas terjadi, dengan kecepatan tinggi pengemudi yang asli Surabaya menabrak pembatas Bungurasi antara jalur jembatan khusus untuk mobil yang menuju Surabaya dan jalur sepeda motor dan mobil yang menuju terminal. Separoh sepeda hancur, helm pecah dan luka-luka disetiap persendian. Karena luka tidak parah perjalananpun dilanjutkan menuju Sidotopo Wetan Mulia menuju masjid Al Hakim. Astaghfirullah, balasan terjadi secepat ini. Ingatlah apa yang terjadi satu minggu yang lalu. Mahasiswa itu mahasiswa Fakultas Agama Islam yang diharapkan menjadi juru dakwah, karena itu cepat diingatkan oleh Allah, sebelum ia terlalu jauh menikmati kesalahan.
Ada lagi kejadian yang lebih cepat pembalasannya, seorang guru ngaji dari desa menuju kota Mojokerto, diutara alun-alun kota Mojokerto ada jembatan penyeberangan yang melintasi sungai brantas yang disiapkan khusus untuk kendaraan roda dua. Sore itu si guru ngaji berada dibelakang penjual jagung yang lagi nuntun sepeda dengan beban berat dagangannya. Dalam hati si guru ngaji berkata: “lama sekali sih, nggak ngerti orang lagi buru-buru”, rupanya gumam dalam hati itu didengar oleh Allah dan Allah memang Maha Mendengar.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah- langkah syaitan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah syaitan, maka sesungguhnya syaitan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. An Nur:21)
“Katakanlah: "Jika aku sesat maka sesungguhnya aku sesat atas kemudharatan diriku sendiri; dan jika aku mendapat petunjuk maka itu adalah disebabkan apa yang diwahyukan Tuhanku kepadaku. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Dekat." (QS. Saba’:50)
Sejurus kemudian Allah mengingatkan si guru ngaji, agar dia ingat bahwa naik sepeda motor itu lebih nyaman dari nuntun sepeda pancal apalagi dengan beban dua keranjang jagung. Sepeda motor tidak perlu keluar banyak tenaga, cukup dengan memutar gas ditangan kanan dan bila perlu mengurangi kecepatan cukup dengan menginjak rem, sedang bagaimana beratnya beban si penjual jagung?...Ketika si guru ngaji mendahului penjual jagung segera setelah itu ada isi jagung (janggel) melayang diudara mengenai helm teropong yang terbuka dan terjepit kaca helm berada dipelipis kanan. Siapa yang melemparpun tak diketahui karena kanan kiri depan belakang sepi yang jelas bukan si penjual jagung, entah tangan siapa yang diinjam oleh Allah untuk mengingatkan si guru ngaji.
Guru ngaji bukan orang sembarangan, ia adalah sosok yang akan mencetak generasi Qur’ani, karena itu ia tidak boleh terlalu jauh tersesat. Begitu dia salah berfikir saja Allah langsung  mengingatkan.
Mungkin kita pernah mengalami hal serupa, anda pekerja pabrik yang tidak pernah “nglewes” (melalaikan kewajiban), banyak karyawan lain yang meninggalkan tanggung jawab, ada yang tidur saat jam kerja toh tidak ketahuan, tapi ketika anda melakukan itu padahal Cuma sekali langsung dipergoki bos.
Anda jama’ah pengajian, banyak orang yang melihat aurot wanita-wanita yang sengaja dibuka-buka di jalanan, toh mereka tidak apa-apa, tapi ketika anda mencoba melirik sedikit saja, eh ditabrak becak.
Anda remaja masjid, atau alumni Diniah atau yang sejenis dengan itu halaqah misalnya, ketika teman-teman sebaya begitu mudahnya mendapat teman kencan di sabtu malam minggu, padahal tampang mereka biasa-biasa aja. Anda malah terkesan tidak laku, tak ada satupun wanita yang mau berlabu dihati yang kosong melompong, sekali ada kenalan ternyata dalam satu bulan ia sudah pamit nikah dengan orang lain.
Anda orang jujur, tak pernah berdusta, suatu saat berdusta sekali-saja ternyata langsung diketahui dan diingatkan teman, padahal ada orang yang tiap hari bohong juga gak pernah ada yang mempersoalkan. Jika anda seperti itu, anda tidak berbakat berbuat dosa, anda disayang Allah. Karena peringatan hanya bermanfaat bagi yang mau diingatkan, bukan yang sudah rusak.
“Sesungguhnya kamu hanya memberi peringatan kepada orang-orang yang mau mengikuti peringatan dan yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah walaupun dia tidak melihatnya. Maka berilah mereka kabar gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia. (QS. Yasin:11)
Dosa yang dibalas dalam sekejap kadang bermanfaat besar bagi pelaku, sebab ia segera kapok dan tidak mengulangi lagi. Ia merasa rugi bukan malah menikmati. Kalau sudah tau akan celaka khan mikir-mikir seribu dan semilyar kali untuk melakukannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar