Dibalas Dalam Sekejab (Di kisas)
“Dan Kami telah tetapkan
terhadap mereka di dalamnya (At Taurat) bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa,
mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan
gigi, dan luka luka (pun) ada kisasnya. Barangsiapa yang melepaskan (hak kisas)
nya, maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya. Barangsiapa tidak
memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah
orang-orang yang zalim.” (QS. Al Ma’idah:45)
Mahasiswa semester 5 disalah satu perguruan tinggi
swasta di Surabaya, arah perjalanan dari Sidoarjo ke Surabaya sore itu saat
hujan grimis, dibonceng anak yang baru lulus SMA dengan mengendarai Yamaha Fiz,
melaju kencang dari arah selatan, ketika sampai di Sebelah selatan Wonokromo
dekat lampu merah bersenggolan dengan sepeda motor Honda Grand warna hijau,
kontan dua perempuan jatuh setelah tersenggol dari belakang kemudi sebelah
kirinya. Hanya roboh saja tidak sampai berakibat fatal karena dua perempuan itu
segera berdiri.
Sayangnya si Anak SMA asal Lampung ini panik dan
spontan menancap gas Yamaha Fiz nya, tabrak lari dan tidak bertanggung jawab,
sebenarnya mahasiswa Fakultas Agama Islam yang dibonceng berusaha mengingatkan
dan meminta supaya kembali untuk mempertanggung jawabkan kekhilafan tersebut,
paling tidak minta maaf lah. Tapi tidak digubris dan dengan kecepatan tinggi
sampailah dua anak muda ini di Simokerto G III, disitulah mereka tinggal.
Duduk dimasjid sambil mendiskusikan peristiwa yang
baru saja terjadi, menyesal dan sungguh tidak pantas kita sebagai orang yang
sholat melakukan hal seperti ini. Tapi itu sudah terjadi, tinggal penyesalan,
bertobat dan semoga Allah mengampuni.
Satu minggu kemudian Mahasiswa semester lima yang satu
minggu lalu dibonceng, kini dijalur yang sama
menempuh perjalanan dari Mojokerto ke Surabaya melewati Japanan dari
selatan meluncur keutara, dan rupaya hukum kisas terjadi, dengan kecepatan
tinggi pengemudi yang asli Surabaya menabrak pembatas Bungurasi antara jalur
jembatan khusus untuk mobil yang menuju Surabaya dan jalur sepeda motor dan
mobil yang menuju terminal. Separoh sepeda hancur, helm pecah dan luka-luka
disetiap persendian. Karena luka tidak parah perjalananpun dilanjutkan menuju
Sidotopo Wetan Mulia menuju masjid Al Hakim. Astaghfirullah, balasan terjadi
secepat ini. Ingatlah apa yang terjadi satu minggu yang lalu. Mahasiswa itu
mahasiswa Fakultas Agama Islam yang diharapkan menjadi juru dakwah, karena itu
cepat diingatkan oleh Allah, sebelum ia terlalu jauh menikmati kesalahan.
Ada lagi kejadian yang lebih cepat pembalasannya,
seorang guru ngaji dari desa menuju kota Mojokerto, diutara alun-alun kota
Mojokerto ada jembatan penyeberangan yang melintasi sungai brantas yang
disiapkan khusus untuk kendaraan roda dua. Sore itu si guru ngaji berada
dibelakang penjual jagung yang lagi nuntun sepeda dengan beban berat
dagangannya. Dalam hati si guru ngaji berkata: “lama sekali sih, nggak ngerti
orang lagi buru-buru”, rupanya gumam dalam hati itu didengar oleh Allah dan
Allah memang Maha Mendengar.
“Hai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu mengikuti langkah- langkah syaitan. Barangsiapa yang
mengikuti langkah-langkah syaitan, maka sesungguhnya syaitan itu menyuruh
mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya tidaklah karena
kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari
kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya,
tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar
lagi Maha Mengetahui.” (QS. An Nur:21)
“Katakanlah: "Jika aku
sesat maka sesungguhnya aku sesat atas kemudharatan diriku sendiri; dan jika
aku mendapat petunjuk maka itu adalah disebabkan apa yang diwahyukan Tuhanku
kepadaku. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Dekat." (QS. Saba’:50)
Sejurus kemudian Allah mengingatkan si guru ngaji,
agar dia ingat bahwa naik sepeda motor itu lebih nyaman dari nuntun sepeda
pancal apalagi dengan beban dua keranjang jagung. Sepeda motor tidak perlu
keluar banyak tenaga, cukup dengan memutar gas ditangan kanan dan bila perlu
mengurangi kecepatan cukup dengan menginjak rem, sedang bagaimana beratnya
beban si penjual jagung?...Ketika si guru ngaji mendahului penjual jagung
segera setelah itu ada isi jagung (janggel) melayang diudara mengenai helm
teropong yang terbuka dan terjepit kaca helm berada dipelipis kanan. Siapa yang
melemparpun tak diketahui karena kanan kiri depan belakang sepi yang jelas
bukan si penjual jagung, entah tangan siapa yang diinjam oleh Allah untuk
mengingatkan si guru ngaji.
Guru ngaji bukan orang sembarangan, ia adalah sosok
yang akan mencetak generasi Qur’ani, karena itu ia tidak boleh terlalu jauh
tersesat. Begitu dia salah berfikir saja Allah langsung mengingatkan.
Mungkin kita pernah mengalami hal serupa, anda pekerja
pabrik yang tidak pernah “nglewes” (melalaikan kewajiban), banyak karyawan lain
yang meninggalkan tanggung jawab, ada yang tidur saat jam kerja toh tidak
ketahuan, tapi ketika anda melakukan itu padahal Cuma sekali langsung dipergoki
bos.
Anda jama’ah pengajian, banyak orang yang melihat
aurot wanita-wanita yang sengaja dibuka-buka di jalanan, toh mereka tidak
apa-apa, tapi ketika anda mencoba melirik sedikit saja, eh ditabrak becak.
Anda remaja masjid, atau alumni Diniah atau yang
sejenis dengan itu halaqah misalnya, ketika teman-teman sebaya begitu mudahnya
mendapat teman kencan di sabtu malam minggu, padahal tampang mereka biasa-biasa
aja. Anda malah terkesan tidak laku, tak ada satupun wanita yang mau berlabu
dihati yang kosong melompong, sekali ada kenalan ternyata dalam satu bulan ia
sudah pamit nikah dengan orang lain.
Anda orang jujur, tak pernah berdusta, suatu saat
berdusta sekali-saja ternyata langsung diketahui dan diingatkan teman, padahal
ada orang yang tiap hari bohong juga gak pernah ada yang mempersoalkan. Jika
anda seperti itu, anda tidak berbakat berbuat dosa, anda disayang Allah. Karena
peringatan hanya bermanfaat bagi yang mau diingatkan, bukan yang sudah rusak.
“Sesungguhnya kamu hanya
memberi peringatan kepada orang-orang yang mau mengikuti peringatan dan yang
takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah walaupun dia tidak melihatnya. Maka
berilah mereka kabar gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia. (QS.
Yasin:11)
Dosa yang dibalas dalam sekejap kadang bermanfaat
besar bagi pelaku, sebab ia segera kapok dan tidak mengulangi lagi. Ia merasa
rugi bukan malah menikmati. Kalau sudah tau akan celaka khan mikir-mikir seribu
dan semilyar kali untuk melakukannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar